BSYoGpClBUMpGUzoTfr8GUC0TA==

8 Alasan Kenapa Gak Semua Gambar Bisa Langsung Di Print, Ternyata File Siap Cetak itu Butuh Proses Seperti ini!

 

8 Alasan Kenapa Gak Semua Gambar Bisa Langsung Di Print, Percetakan: File Siap Cetak itu Butuh Proses Seperti ini!/Asifba Art
8 Alasan Kenapa Gak Semua Gambar Bisa Langsung Di Print, Percetakan: File Siap Cetak itu Butuh Proses Seperti ini!/Asifba Art

Aku masih inget banget kejadian waktu itu.

Seorang pelanggan datang, wajahnya panik, buru-buru.

“Mas, tolong cetakin banner ukuran 4,5 x 2,5 meter ya. Harus jadi 30 menit kedepan! Soalnya mau langsung dipake!.”

Aku ambil flashdisk-nya, buka filenya… dan ternyata, cuma gambar screenshoot dari HP. Ukurannya kecil banget, buram, pecah, dan… nggak proporsional.

Waktu aku bilang, “Maaf, Mba. Gambar ini nggak bisa dicetak ukuran besar. Nanti hasilnya jelek,”. Eh dia malah marah-marah.

Katanya:

“Kan tinggal print doang. Gitu aja kok ribet!.”

Padahal… nggak semua gambar bisa langsung dicetak. Perlu disesuaikan dulu biar hasilnya bagus.

Nah, kamu mungkin juga pernah kayak gitu.

Atau pernah ketemu pelanggan kayak tadi.

Di video ini, aku bakal cerita dari sudut pandang orang percetakan, biar kamu lebih paham kenapa desain itu nggak bisa asal cetak.

Yuk kita bahas!.


Video Penjelasan Kenapa Gak Semua Gambar Bisa Langsung Dicetak

Buat yang malas baca sampai akhir, di kamu bisa menyimak video di bawah ini. 

Buat yang senang membaca, bisa lanjut scrool ke bawah yaa..


1. Format File Gak Sesuai

Pernah ada yang desain banner ukuran 3 x 2 meter… tapi bikinnya di Microsoft Word.

Aku ulang: Microsoft Word.

Atau lebih parah lagi, di WPS Office.

Pas diubah jadi PDF terus disimpan ke TIFF, filenya langsung ketarik. Semua font, gambar, dan layout jadi ngaco.

Kalo dipaksain naik cetak? Amburadul.

Kalo kamu kirim file word atau excell, kamu harus bayar jasa desain. Soalnya harus di desain ulang dari awal.

Jadi, kalau kamu mau desain yang layak cetak, usahain pakai format yang aman kayak PDF atau PNG resolusi tinggi.

Kalau bisa lebih bagus lagi: kirim file master editable, kayak .CDR, .PSD, atau .AI.

 

2. Ukuran File Harus Sesuai Ukuran Cetak

Gini ya…  Misal kamu mau cetak spanduk 6 x 0,5 meter, tapi desain yang kamu kirim ukurannya 3 x 2 meter.

Apa yang terjadi?

Filenya bakal dipaksa ditarik kanan-kiri, atas-bawah. Akibatnya, desain jadi gepeng, teks ketarik, dan gambar langsung blur. Gak ada seninya sama sekali!.

Ukuran itu nggak cuma soal besar-kecil, tapi harus proporsional.

Jadi pastiin desainmu udah dibuat dalam ukuran aslinya dan proporsional biar nggak ketarik dan nggak ngeblur.

 

3. Resolusi Gambar Harus Sesuai Mesin

Resolusi gambar itu penting banget.

Kalau kamu mau cetak kecil, kayak kartu nama, brosur A4 atau poster A3, pakai resolusi besar minimal 300 dpi.

Tapi kalau cetak gede kayak banner, billboard, backdrop?

Cukup 50 sampai 100 dpi.

Kenapa beda?

Karena kalo cetak kecil, butuh detail kecil dan bakal dilihat dari dekat. Seperti sticker, brosur, kartu nama dan id card.

Kalo cetak besar, dia nggak butuh detail kecil. Soalnya cetak besar biasanya buat kebutuhan outdoor dan bakal dilihat dari jauh. Kayak banner, billboard dan papan nama.

Kalo nekat cetak outdoor pake resolusi tinggi, justru bikin file berat banget dan gak bisa diproses.

Aku pernah, dapet file banner 3x1 meter dengan resolusi 600 dpi. File-nya nyampe 1,2 GB!

Komputer kantor spek desain aja ngos-ngosan buka, apalagi mesinnya!.

Jadi, sebelum nyetak, sesuaikan dulu resolusi dengan media dan jarak pandangnya.

 

4. Color Mode Harus CMYK, Bukan RGB

Nah, ini kesalahan paling banyak terjadi:

Pernah nggak kamu desain di HP atau laptop, warnanya cerah banget?

Tapi pas dicetak… jadi kusam, pudar, beda jauh.

Itu karena kamu desain pakai mode RGB — yang cocok untuk layar, bukan cetak.

Mesin cetak, butuh file dalam mode CMYK.

RGB itu Red, Green, Blue. CMYK itu Cyan, Magenta, Yellow, dan Key  atau Black.

Kalau kamu kirim file RGB, warna-warna cerah menyala kayak neon, biru laut, atau pink terang bisa berubah jadi kusam dan gelap.

Jadi inget ya… semua file yang mau naik cetak, harus convert ke CMYK.

Jika kamu kirim file RGB, kita sebagai desainer wajib merubah format warna jadi CMYK. Nah, perubahan warna dari RGB ke CMYK ini biasanya kita konfirmasikan ke costumer dulu sebelum naik cetak.

Sebenarnya, ini langkah krusial yang banyak diabaikan.

 

5. Layout dan Finishing Harus Disiapkan

Gambar bagus aja nggak cukup.

Harus di-layout dulu, disusun, diberi finishing sesuai kebutuhan.

Misal kamu mau cetak stiker ukuran 10 x 5 cm sebanyak 100 pcs, tapi kamu kirim satu desain doang.

Desainer harus menyusun layout di CorelDRAW, supaya semua muat di satu kertas A3 atau plano.

Kalau banner, harus ditambahin area lebihan. Fungsinya buat lipatan, posisi mata ayam, losan, atau kolongan buat tiang bambu.

Kalau desainnya mentah, nggak bisa langsung naik cetak.

Semua itu harus diproses dari awal. Supaya saat produksi nggak ada yang salah. Dan hasil cetaknya, sempurna.

 

6.  Format File Harus Sesuai Kebutuhan Mesin

Percetakan itu bukan satu jenis doang.

Ada mesin outdoor, mesin digital, cutting, sablon, CNC, laser, bahkan Offset. Dan semuanya punya standar file masing-masing.

Contohnya:

            •          Banner besar? Pakai TIFF.

            •          Cetak kertas atau stiker? Lebih aman pakai PDF high quality.

            •          Mesin cutting atau CNC? Harus pakai .DWG, .DXF, atau .CDR yang vektor.

Jangan sampai kamu pake gambar PNG buat mesin CNC. Aku yakin, pasti gak bisa dibaca sama mesinnya.

Kalau kamu ragu, tanya aja ke pihak percetakan, format apa yang paling aman buat cetak.

Percaya deh!. Itu lebih baik daripada salah kirim file dan hasilnya gak sesuai harapan.

Ingat ya!. Nggak semua desain bisa langsung “klik print” loh. Harus dicek dulu, sudah sesuai standar mesin belum. Kadang, harus diconvert dulu, dicek ulang, dibenerin satu-satu. Menyesuaikan dengan standar mesinnya.

 

7.  Mesin Cetak Bisa Error Kapan Saja

Ini yang sering nggak diketahui banyak orang.

Mesin cetak itu bukan robot sempurna. Kadang, tanpa tanda-tanda, bisa error dan ngambek kapan aja.

Di monitor gambarnya tajam, tapi pas dicetak malah kayak manicraft. Kotak-kotak semua.

Pernah suatu hari, hasil cetak jadi belang, karena salah satu head tinta nggak keluar warna magenta.

Mesin cutting pun bisa meleset. Ukuran bisa beda 1–2 mm. Buat desain presisi, itu udah kacau.

Itulah kenapa kami perlu waktu buat nyiapin pesananmu. Semua itu harus dicek, diulang, kadang sampai lembur tengah malam buat dapet settingan yang pas.

 

8. Kalau Mau Langsung Jadi, Bayar Biaya Express

Di dunia percetakan, deadline itu makanan sehari-hari.

Tapi… bukan berarti semuanya bisa langsung jadi.

Kadang, jam 6 petang, kamu WA: “Bikinin spanduk, jadi malam ini jam 7 bisa? Soalnya mau langsung dipake acara malam ini.”

Kalau kamu minta cepat, tolong juga hargai proses kami.

Mulai dari ngecek file, layout ulang, ganti font, convert warna, sesuaikan ukuran, atur file ke format mesin, test print.

Apalagi kalo kamu belum ada desainnya. Harus bikin desain dari 0 dulu.

Semua itu butuh waktu, tenaga dan ketelitian.

Bahkan di kantor, kami bukan sekadar tukang print. Kami desainer, Costumer service, teknisi, problem solver, semua dalam satu orang.

Jadi kalau kami minta biaya express, itu bukan mahal. Itu wajar. Karena yang kamu bayar bukan cuma hasil cetaknya, tapi juga waktu, tenaga dan keahlian kami.

 

Kesimpulan & Penutup

Jadi mulai sekarang, yuk lebih bijak sebelum cetak.

Desain itu nggak bisa asal. Harus sesuai spesifikasi.

Dan percetakan bukan tempat sulap. Gambar yang kamu kirim harus benar, biar hasil cetaknya juga benar.

Jadi, lain kali kalau kamu mau cetak sesuatu…

Jangan cuma kirim gambar dan bilang, “Tolong cetak ya.”

Pahami dulu, kalo desain untuk cetak, ada standarnya.

Aku bikin video ini bukan buat nyindir, tapi supaya kamu jadi pelanggan yang cerdas. Sehingga kamu bisa dapet hasil cetak terbaik dan proses produksi jadi lebih cepat.

Selain itu, edukasi percetakan seperti ini penting buat banyak orang. Terutama buat mereka yang awam di dunia digital printing.

Nah, kalo kamu seorang desainer percetakan, ketemu pelanggan yang nggak paham-paham, wajib banget buat share video ini ke mereka.

Kalo menurutmu video ini bermanfaat, jangan lupa subscribe channel Asifba Art. Buat yang mau diskusi, kita ngobrol di kolom komentar ya.

Biar channel nggak cuma buat sharing file CorelDRAW yang kebanyakan passwordnya penuh teka teki.

Terimakasih. Sampai berjumpa kembali di video berikutnya!.

Komentar0

Type above and press Enter to search.